selalu ditelponin buat nanya ujian doang kan ya apa banget, ya? -_-

Sejujurnya aku benci ditelpon. Ditelpon itu tidak menyenangkan. Menelpon juga sama saja. Kadang suaranya kurang terdengar, jadi kamu harus menyingkir dulu dari sekelilingmu demi mendapatkan tempat yang lebih sunyi, dan tentu saja demi privasi. Kadang juga kamu jadi harus mengeraskan suaramu demi orang yang menelponmu dapat mendengar suaramu, yang, bisa jadi, malah mengganggu orang-orang yang saat itu sedang di sekitarmu. Ditelpon atau menelpon juga membuatku terlihat seperti orang aneh karena kebiasaan alam bawah sadar yang langsung menggerakkan kaki berjalan tanpa tujuan ketika mengangkat telpon.

Yah, terlepas dari semua itu, barangkali cuma 1 orang yang konsisten meneleponku. Aku juga nggak punya kemampuan apa-apa sih buat menghentikannya. Yang menelpon ibukku sih. Haha. Memangnya aku bisa apa?

Jadi, setiap menelepon, ibuk pasti akan memulai dengan

  1. Halo?
  2. lagi dimana?
Kalau jawabanku "lagi di kampus" atau "lagi di sekre", pertanyaan lanjutannya adalah: ngapaiin?

Apapun jawabanku, pasti dilanjutkan dengan ceramah dan perintah cepat pulang dan blablablabla.

Kalau ibuk menelpon di hari ketika paginya aku habis ujian, akan muncul pertanyaan tambahan "gimana ujianya?".

Ya sudah, dijawab saja.

Setelah aku selesai menjawab, yasudah, tidak ada pertanyaan lain, dengan basa-basi sedikit, lalu telepon dimatikan. 

Sedih, ya, ditelepon cuma buat ditanya ujian doang? Hampir pasti setiap hari ketika paginya aku ujian, sore atau malamnya pasti ibuk menelpon. Kecuali kalo ibuk gatau aku ujian. Hehehe.

Tapi memangnya kerjaanku di sini cuma ujian? -_-

Semoga nanti aku bisa lebih baik pada anakku. Hmm.

Komentar