Selamat, Bu Heidi :)

Sebelumnya, aku adalah orang yg sangat "nomaden". Ga punya "tempat" yang tetap, ga punya feel apa-apa pada sesuatu, "mengambang" kesana kemari (plis ini aku lagi serius, yang ini jangan dibikin becandaan. Haha). Tapi kalau ini berhubungan dengan Osipital, entah kenapa semuanya terasa begitu emosional bagiku.

Kejadian "emosional" yang baru-baru ini terjadi adalah ketika Musyawarah Besar memilih Komandan Osipital. Kupikir sudah cukup pada Musyawarah Besar kita tahun lalu saja kita berramai-ramai membanjiri ruangan dengan air mata. Ternyata aku salah. Di Musyawarah Besar kita tahun ini pun rupanya masih ada kejadian serupa. Well, serupa dalam hal tetap ada air mata yang tumpah. Tapi kali ini, untunglah cuma dari heidi dan aku. Haha.

Rasanya mengerikan ketika akhirnya aku harus berdiri berdua di depan, bersama saudaraku, Heidi Dewi Mutia, menunggu pengumuman siapa yang akan menjadi komandan berikutnya. Badan terasa lemas, napas terasa semakin cepat. Aku ingin semuanya segera berakhir. Jahat sekali forum menyiksa kami berdua dengan membiarkan kami menunggu lama berdiri di depan. Haha. Makanya ketika akhirnya ditanya "apa yang akan kamu berikan seandainya kamu terpilih menjadi komandan berikutnya?", aku hanya bisa menjawab dengan jawaban klise macam "saya akan memberikan waktu, pikiran, dan tenaga". Iya, klise. But i'd give everything i have. Dan emmangnya aku punya apa lagi selain itu? Dan akupun mendengar suaraku agak gemetar ketika mengatakannya. Pokoknya aku ingin semuanya segera berakhir.

Tak lama, setelah kami "sedikit dipermainkan" lagi, semua berakhir dengan Heidi Dewi Mutia sebagai komandan yang baru. Setelah kami bersalaman dengan Mas Hakim, aku berbicara tanpa sadar "boleh ga, aku peluk heidi?". Lalu tanpa persetujuan apa-apa dari Heidi, aku langsung saja memeluknya (ini pertama kalinya aku memeluk seseorang tanpa pikir panjang, karena sebenarnya aku adalah orang yang tidak terbiasa dengan kontak fisik. Hahaha). Dan di sana, kami berdua menangis.

Bagiku, tangisanku berarti sebuah kelegaan besar karena jabatan komandan tidak jatuh padaku. Sekaligus bersedih untuk Heidi karena sejak awal ia sudah berkata tidak ingin menjadi komandan. Yang aku takutkan adalah kalau dia "khilaf". Makanya sejak awalpun aku sudah memperingatkan kalau dia tidak boleh "khilaf" bila seandainya memang dia yang mendapat kepercayaan dari kami semua. Tapi tidak ada keraguan sedikitpun dariku tentang Heidi. Menurutku dia orang yang tepat di posisi itu.

Lama kami berpelukan sambil menangis. Sampai yang lain pun ikut memeluk kami dari belakang. Lalu akhirnya kami semua melepaskan pelukan, dan yang lainnya memberikan selamat kepada Heidi.

Tapi, sekali lagi kuucapkan selamat kepada saudaraku tercinta Heidi Dewi Mutia karena telah terpilih sebagai Komandan Osipital berikutnya. Aku yakin kamu bisa. Kamu punya kami semua. Dan sekali lagi aku katakan, Osipital itu bukan cuma komandan, bukan cuma PJ acara, bukan cuma Pioner, bukan cuma ALB. Osipital itu kita semua. Kita semua pasti bisa.

Komentar