malam minggu muram

malem minggu, malamnya manusia yang berpasang-pasangan.
katanya.
kata siapa?
kataku, sih.
tapi aku ngga berpasangan.
boleh lah ya aku ikut bersenang-senang di malam minggu ini?
yah, setidaknya niat awalku adalah bersenang-senang.
kata orang, kalo ada niat, pasti ada jalan.
barangkali niatku kurang kuat.
karena aku sama sekali tidak bisa menikmati malam ini.
yaa, nggak "sama sekali" juga sih.
masih ada sedikit senang-senang dengan bertemu beberapa kawan,
dan melihatmu.
tapi trus, senang-senang yang sudah cuma sedikit itu, terbang tertiup angin.
kupikir kamu lho yang meniup anginnya.
soalnya gara-gara kamu senang-senangku hilang.
hanya percakapan singkat, lalu kita seperti orang yang tak saling kenal.
tapi, mungkin aku yang bodoh karena tidak pandai membangun percakapan.
dan mungkin aku yang terlalu berekspektasi lebih.
iya, barangkali itu.
ini seperti memutar ulang kata-kataku kepada bili, yang masih mengharapkan mantan pacarnya yang sekarang sudah punya pacar lagi.
waktu itu aku bilang, "apa yang bisa kamu harapkan dari dia?"
dalam sekejap, bili tak mampu membalas omonganku.
dan dalam sekejap juga, saat ini, aku tak mampu membalas omonganku sendiri.
"apa yang bisa kuharapkan dari dia?"
dalam sekejap, aku merasa seperti tak mengenal tawa.
siapa itu tawa?
ini aneh.
tapi tawa masih jadi teman baikku.
tawa masih mau menutupi perubahan suasana hatiku di depan semua orang.
tawa juga masih mau menghalang-halangi air mata yang hampir tumpah.
sampai akhirnya keramaian dan wajah-wajah orang yang aku kenal benar-benar menghilang.
lalu pertanyaan itu terulang kembali sepanjang perjalanan.

"apa yang bisa kuharapkan dari dia?"
"apa yang bisa kuharapkan dari dia?"
"apa yang bisa kuharapkan dari dia?"
"apa yang bisa kuharapkan dari dia?"
...
dan mendadak aku tersadar.
aku adalah orang paling bodoh di dunia :)

Komentar