sutos

Di post sebelumnya aku menyebut2 tentang nyutos ya? Mari diceritakan lebih mendetail.

Intensif jam terakhir diisi dengan biologi. Trus yovi nyeletuk kalo dia mau ke rumah nana. Awalnya aku nggak merespon. Aku pikir mendingan aku belajar aja dirumah. Tapi setelah dipikir2, mungkin aku harus berinteraksi dengan orang lain. Jadi, aku tanya apa aku boleh ikut. Trus yovi bilang kalo mau ke sutos. Yasudah aku ikut saja.

Sialnya aku ngga bawa hp, jadi mesti pulang dulu, trus balik ke tempat les, trus ke rumah yovi, trus nunggu nana jemput. Di perjalananku pulang ambil hp, aku nabrak satpam perumahanku yang juga naik motor pelan2. Aku pikir dia pelan2 karena mau berhenti, ternyata engga. Yasudah nabrak deh. Untung kita berdua gapapa.

Setelah nana jemput, kita langsung cus menuju sutos. Eh ternyata ada bimo dan rhea. Dan bimo duduk di belakang setir. Dan surprise (!) ternyata bimo nggak biasa pake mobil matic. Itu maksudnya apa coba kayak gitu? Awal2 jalan, mobil agak tersendat2. Tapi dia tetap pd nyetir.

Di lampu merah dekat jalan tol, mobil kita jalan cukup pelan sampai akhirnya mobil kita benar2 berhenti untuk menghindari sebuah motor di depan kita. Dan nggak disangka2, mobil di belakang kita menabrak kita lumayan keras. Berarti intinya mobil itu jalan agak cepat dong? Yasudah, kita menepi. Untung mobil itu juga mau menepi. Trus kedua sopir pun keluar. Tau yang aku pikirin waktu itu? Aku pikir, seandainya ini berakhir buruk dengan perkelahian, kans bimo untuk menang itu ada, karena kalo dibandingkan, bimo lebih tinggi-besar-tegap dengan sopir mobil itu. Hahahaha, maklum. Imajinasi terlalu liar. Tapi harus kuakui bimo tenang banget ngadepin si sopir yang berinisial AN (ngakak deh kalo inget panjangnya apaan). Nana juga. Kalo aku jadi nana, mungkin aku uda mencak2 ke AN. Masalahnya penyoknya juga lumayan sih. AN rupanya cuma sopir yang disuruh bosnya nganter barang. Dan si bos, setelah di telpon, rupanya menolak bayar ganti rugi. Bisa aja si bos. Si bos nyuruh supaya diperkarakan ke polisi aja. Ckckck. Padahal kan bikin beribet tuh. Yasudah setelah papinya nana dateng, kita semua cus ke polsek kota. Anyway, waktu papinya nana dateng tadi, serem juga. Beliau kayak marah ke bimo. Kayak menyalahkan bimo. Hahahaha.

Setelah dari polsek, baru deh kita jalan ke sutos. Kali ini nana yang nyetir. Trus setelah sampai, kita langsung ke XXI dan beli tiket Modus Anomali. Sayang ngga nonton Battleship aja. Aku belum nonton tuh. Trus kita makan ke kfc sebelah. Nyari yang pas sama kantong. Hahaha.

Trus jam satu-an, kita balik ke sutos. Dan nunggu sampe film dimulai. Dan ta-daaa, filmnya nggak bagus. Yang menyebalkan dari thriller adalah ceritanya sering menggantung dan tidak jelas. Dan itu jugalah yang terjadi pada Modus Anomali. Ya tuhan. Kesalahan banget nonton ini. Emang Modus Anomali ini sesuatu yang baru di dunia film indonesia, but still, it wasn't good. Tapi alur ceritanya emang beda dari film2 lain sih. Dan dialognya bahasa Inggris, yang mana kata Bimo, itu sesuatu yang menunjukkan kalo dialog film ini sebenarnya nggak bagus. Dan yang aku lihat sih, ya iya. Maksudku aku setuju sama bimo. Haaah rugi deh nonton ini. Untung tiketnya murah. Hahaha.

Setelah nonton, kita langsung pulang. Dan Nana yang nyetir, meskipun Bimo sudah usaha menawarkan jasa sopir, yang mana adalah sesuatu yang alhamdulillah banget yah.

Komentar