petualangan gila di pasar

semua berawal dari kesalahan Mbak Nova yang tiba-tiba meluncurkan smsnya ke aku yang minta tolong aku dan Heidi untuk membeli bahan-bahan untuk keperluan tahun baruan di sekre Osipital. ada ayam 2 ekor, ikan mujair 1 kg, kecap, tomat, dan lain-lain. sumpah itu konyol banget lho isi smsnya. masa Mbak Nova minta belinya di Pasar Wage, pasar tradisional di Purwokerto? ada yang bisa bayangin nggak kalo aku berkeliaran di pasar tradisional? hahahaha. jujur, ya, waktu itu, aku dan Heidi sudah punya niat jahat untuk beli semua yang ada di list di supermarket Purwokerto aja. biar tempatnya enak, dingin, tidak becek, tidak kotor, dan tidak bau. hahahaha. tapi trus di sms, Mbak Nova juga bilang supaya kami menawar harga. emangnya kalo beli di supermarket bisa nawar harga? yaudah, nggak ada pilihan lain selain beli di pasar. huh. di whatsapp, waku aku diskusi dengan Heidi tentang planning buat belanja ini, ya ampuuun, we sounded so freaking desperate perkara belanja di pasar tradisional.

sementara aku nunggu Heidi mandi, aku coba ke Alfamart dulu buat beli kecap dan margarin. demi efisiensi waktu.

jam 11 siang, sesuai perjanjian, aku pun capcus menjemput Heidi di kosnya untuk pergi ke Pasar Wage. menurut titah dari Mbak Nova, kita tuh mestinya beli ayam di tempat ayam yang masih hidup, trus nanti sama pedagangnya si ayam bakal dimatikan dulu dan dicabut bulunya. tapi karena kita nggak nemu penjual ayam yang memajang ayam hidup di lapaknya, yaudah, kita akhirnya beli di penjual yang ayamnya sudah tinggal daging. bodo amat deh. yang penting ayam. hehehehe.

trus kita juga beli ikan mujair. di tempat pedagangnya ada sekotak ikan lele yang masih hidup nih, tapi di kotak itu nggak ada airnya. sumpah, geli gue ngelihatnya. licin berlendir gitu kelihatannya. trus pada berantem juga ikan lelenya. Heidi sampai teriak waktu ikan lelenya ada yang melakukan gerakan tiba-tiba. hahaha.

di kosku, aku sama Heidi kebingungan gimana mau mengurus si ayam dan ikan. sampe kudu telpon ibuknya Heidi segala. tapi nggak diangkat waktu itu. trus aku sms ke ibukku. duh, berdasar instruksi akhirnya kita sok pede untuk memproses ayam dan ikan ini. tapi tentu saja yang berperan aktif di bagian ayam dan ikan adalah Heidi. lah, ane sih masih geli kalo mau megang daging mentah gitu. hehehehe. terima kasih banget lah kepada Heidi Dewi Mutia yang sudah merelakan kuku-kuku tangannya berubah warna menjadi kekuningan akibat terkena bumbu. trus aku ngapain aja? gabut, gitu? oooh, tentu tidak dong.. saya bekerja di bagian pengolahan beras menjadi nasi.

ya ampun, sumpah kocak banget kalau diingat-ingat lagi waktu aku sama Heidi belanja di pasar. nggak bisa dijelaskan dengan kata-kata. dua orang yang benar-benar tidak berpengalaman belanja apalagi tau harga-harga barang di pasar tiba-tiba mendapat mandat dari Mbak Nova untuk menyiapkan segala-sesuatu untuk perayaan tahun baru di sekre. ditambah lagi dengan acara membumbui daging-dagingan yang kita beli. hmmm. bener-bener pengalaman yang super sekali.

Komentar