jurus sok kenal!! ciaaaaat!!!!

mau pulang kota (again), kehabisan tiket kereta, dapatnya tiket bis, tapi nggak, aku nggak diantar Mas Cahya kali ini. aku berangkat sendiri naik motor. sampai di sana, masih jam 4 kurang, sementara jadwal bis berangkat jam setengah 5. aku bergerak menuju sebuah bangku panjang kosong. di balik bangku itu, duduk 2 orang pemuda dan seorang gadis berkerudung yang memegang setangkai mawar merah (kayaknya dari salah satu pemuda itu, yang kayaknya pacarnya si mbak-mbak kerudungan). aku merasa tidak mengenal mereka sih, dari kejauhan. tapi sampai di bangku yang aku tuju, aku melihat bet itu di lengan salah seorang dari pemuda itu yang menyampirkan tangannya di sandaran bangku. bet bertuliskan Wapala dan gambar simbol Wapala. aku cuma bisa mbatin "waduh, Wapala. tapi siapa ya? kok kayaknya nggak kenal. masa mau asal sapa 'hai, Wapala ya? aku Fita, caang osipital..', tapi trus, mau ngapain? SKSD bangeeet. apa pura2 nggak tau aja ya??" trus aku usaha buat curi2 pandang ke balik bangkuku, berharap bisa melihat lebih jelas wajah2 mereka, tapi nggak berhasil. usaha lagi, berhasil dikit. aku ngelihat wajah seorang di antara mereka, pemuda kurus tinggi, kulit sawo matang, berkacamata dengan bingkai penuh warna hitam. tetep aja aku nggak kenal sama mas ini. sementara mas yang satunya

trus akhirnya si gadis pergi. aku masih usaha. mudah2an sih masnya nggak nyadar ya kalo aku berusaha noleh2 ke belakang, ke arah mereka. hehehe. trus aku denger mereka berdua ngobrol dengan logat Batak. pikirku "apa si Mas Medan itu ya?" aku langsung noleh terang2an ke belakang. tapi mas yang satu ini duduk membelakangi aku, kelihatan potongan rambutnya doang. dan itu bukan Mas Medan. trus mas ini pindah duduk di lengan kursi, sementara aku masih usaha noleh. dan taaadaaaaa.... ternyata dia adalah Mas Kholis. trus kita saling tunjuk. dan Jurus Sok Kenal pun keluar. ciaaaat!!!

aku: lhhoooo Mas Kholis kan??
Mas Kholis: lhoo iyaa..
aku: hayooo, siapa akuu??
Mas Kholis: mmmh... (mikir, coba inget2 siapa aku, tapi nggak berhasil)
aku: aku Fita, Mas. caang Osipital. yang kemarin main ke Wapala. minggu, minggu. (ngajak salaman ke dua Mas-Mas ini)
Mas Kholis: ooooh iya, iya. pantes kayak pernah tau. tadi aku noleh ke belakang, tuh kayak pernah lihat mbaknya.
aku: mmmm, iya, Mas. tadi pas aku mau duduk juga, aku lihat bet Wapala-nya Mas. trus aku bingung. hehehe.
Mas kacamata: kalo sesama PA sih sapa aja nggak papa, mbak. tadi aku juga ngerasa kayak pernah ngelihat mbaknya lho.
aku: (cengar-cengir) hehehe, iya Mas. eeeeh, Mas namanya siapa ya?
Mas kacamata: (langsung nunjukkin bet nama dada yang terjahit di seragam Wapala-nya. tertulis ANDIKA AGUNG di situ)
aku: (mikir: kapaaan ya bisa begituu??) mmmh, panggilannya siapa Mas?
Mas kacamata: terserah Mbaknya laaah.
aku: lhooo biasanya apaaa? hehe
Mas kacamata: Andika bisa, Agung bisaaa... lain kali main (ke Wapala), Mbak..
aku: kan kemarin udaaah. hehehe.
Mas Kholis: kan baru sekali..
aku: eeeh, udah dua kali tauuu!!! pas diesnatalis kemarin aku dateng lhooo!! (aku sombong nih. hahaha) pasti pada nggak ngelihat aku. huuuu...
Mas-masnya: (geleng-geleng)
Mas Agung: kemarin aku tuh di sampingnya Mas Ubay. mbaknya duduk di belakang itu kan? deketnya 
pager besi yang di belakang itu?
aku: hehe. iya mas. waduh, aku kok nggak ngelihat Mas ya?? hehehe, maap-maap Mas. (haduh asem, niat buat sombong hancur berantakan. cegek sendiri jadinya.)
Mas Agung: kemarin tuh aku ketua acaranya, jadi kemarin aku duduknya agak membaur supaya kenal juga sama PA-PA lain, gitu lho.
aku: mmmm, ya ya ya... eh, Mas, kapan-kapan kalo aku ke sana (Wapala) mau pinjem alat, boleh nggaaa??
Mas Agung: bolehh. selama ada suratnya, ada stempelnya, pasti boleh.
aku: oooh..
Mas Agung: ntar ada kapan pinjemnya, trus kapan balikinnya juga ada.
Mas Kholis: pokoknya selama ada suratnya sama (memberi sedikit penekanan lebih) ADA ALATNYA, pasti kita pinjemin.
Mas Agung: iya, kalo ada alatnya. ini aja kita bingung gara-gara alat pada nggak ada semua di tempat. ternyata lagi pada keluar semua alatnya. yaudahlah, kita bawa seadanya aja. hehehe.
aku: hahaha, oh gitu.. ini mau naik, apa, Mas?
Mas Kholis: iya. mau ke Malang, naik Semeru.
aku: ooooh.. naik bis ini? (nunjuk ke salah satu bis)
Mas Kholis: he eh. mbaknya naik ini juga?
aku: enggak Mas. (yaaah, tadinya sih sedikit berharap bisa satu bis. hehehehe.)
Mas Kholis: ada event sih di sana. jambore apa gitu ya.. dari *sensored*.. eh bukan, *sensored* sih yang ngadain.
aku: ooooh. Osi kayaknya nggak ikutan. naik sendiri kayaknya.
Mas Kholis: ke mana?
aku: Slamet, sih. sore ini kayaknya berangkat.

Mas Kholis dan Mas Agung ngobrolin sesuatu. tampaknya Wapala juga diminta untuk menemani PA lain untuk naik Slamet. tapi dari yang aku dengar, kayaknya di Wapala lagi nggak ada orang. katanya Mas Misbah sama Mas Ardi juga lagi ke Semarang.

Mas Kholis: mbak, yang mau naik ke Slamet udah berangkat apa belum, ya?
aku: eeeh wah, kurang tau, Mas. hehe. emang kenapa, Mas?
Mas Kholis: iniii, ada temennya temen kita dari... (aku lupa darimana) kepingin naik Slamet.
aku: mmmh, minta ditemenin ya, Mas?
Mas Kholis: iyaa.
aku: (berdasar status FB Mbak Nova) Mas Ijal, ketuanya (Osi), ikut, tuh, Mas. coba aja dihubungi.. kalo mau, siiih.. hehehe
Mas Kholis: oooh, iya iya.. tapi kalo mau titip-titip, gitu, kayaknya nggak enak deh.
Mas Agung: minggu depan aja??

aku nggak dengerin obrolan mereka selanjutnya.

Mas Kholis: Osipital udah diksar belum, Mbak?
aku: belum, Mas. tanggal 30 nanti.
Mas Kholis: Desember?
aku: mmm November, Maaas.
Mas Kholis: caangnya ada berapa?
aku: 9, Mas (mboh wes, aku lagi males mikir dan ngitung2)
Mas Agung: cowoknya ada berapa?
aku: ada tiga, Mas.
Mas Agung: (membuat angka tiga dengan jari-jarinya) cuma tiga??
aku: cuma tiga (manggut-manggut sambil senyum-senyum)
Mas Kholis: banyak ceweknya ya. kalo kuliah biasa gimana, mbak? banyak ceweknya juga atau..
aku: ya sama, Mas. banyakan ceweknya. hehehe.
Mas Kholis: enak tuh, diksar bersembilan. ntar tugasnya dikerjain bareng-bareng. nggak kayak kita diksar berdua doang.
aku: hhhah? (masih belum ngeh)
Mas Kholis: iya, kami diksar berdua doang. satu angkatan cuma kita berdua. (menunjuk dirinya dan Mas Agung)
aku: hah?? ya ampuuun. (udah ngeh)
Mas Agung: ya, nanti kalau diksar, cobalah Mbak rasakan gimana tugas bersembilan itu dikerjakan cuma sama dua orang. hahaha.
aku: ckckck. Mas ini angkatan berapa, toh?
Mas Kholis: 2007.
aku: oooh. trus Mas Ubet? eh Mas Ubay??
Mas Kholis: 2009.
Mas Agung: Mbak, sini ke surabaya itu berapa jam?
aku: mmm 12 jam sih, Mas.
Mas Agung: hmmm. sama, aku kalau mudik juga 12 jam. tapi bedanya 10 jam naik bis, 2 jamnya buat naik pesawat. naik bis dulu ke jakarta, trus naik pesawat dari sana.
aku: mmm Medan kan, ya? hehehe. itu Masnya (nunjuk ke Mas Agung yang sedang ke stan jualan jajan)
Mas Kholis: iya, Medan juga. kalau naik kereta?
aku: bisa 7-8 jam-an sih, Mas. hehe.
Mas Kholis: mmm, lebih cepet. jatuhnya juga lebih murah, ya?
aku: wah, ya nggak mesti Mas. hehehe.
Mas Kholis: iya ya. tergantung kelasnya, ya?
Mas Agung: gini lho Mbak, kami itu nggak tahu pulang dari sana nanti mau naik apa. hehehe. adanya kereta apa aja sih Mbak, selain Gaya Baru, Logawa?
aku: mmmmm....
Mas Agung: Bima itu juga kan ya?
aku: oh iya, Mas. trus ada yang cuma sampai Kroya. namanya Turangga (insya Allah beneeer, amin. biasanya aku ya nggak peduli-peduli amat sama nama kereta. hehe. lain kali aku mau supaya lebih perhatian sama sekitar deh.)
aku: eh, tapi nggak tahu lho Mas, sekarang tiketnya masih ada atau enggak. ini aja aku naik bis gara-gara kehabisan tiket kereta. hehe,
Mas Kholis: wah ya sama, kita juga.

trus selanjutnya aku nggak ingat kita ngomongin apa aja. hehe. sampai pada akhirnya, dua genggaman tangan yang kokoh dan mantap milik Mas Kholis dan Mas Agung yang menyalamiku, melepasku pergi (cieeee, haha) tapi aku kaget nih, bisa-bisanya aku ngobrol kayak gini sama orang yang nggak kenal2 amat. lha wong sama yang sudah kenal aja biasanya  jarang ngobrol kok. kan aku nggak pinter basa-basi. tapi yang ini sip lah, pokoknya. jurus sok kenalnya berhasil. hahaha.

PS: tepat setelah aku duduk di kursi bis, aku ingat kalau aku memang nggak pernah menyebutkan namaku waktu salaman sambil kenalan sama Mas Kholis untuk yang pertama kalinya di Wapala Akatel di Minggu pagi itu. hahaha. maklum kalo gitu ya, kalo Mas Kholis nggak tau namaku. entah deh, sama yang lainnya, waktu salaman, aku nyebutin nama. tapi cuma ke Mas Kholis ini aku diem aja. aku ingat betul itu.

Komentar