belajar

belajar itu paling baik kalo dengan niat dari diri kita sendiri.
belajar itu ga akan efektif kalo cuma sekadar karena paksaan dari luar.

dan itu bener banget.

contohnya, dulu aku paling malas kalo disuruh ibuk buat bantu-bantu di dapur. bahkan cuma untuk sekadar memotong-motong pun aku males banget. wah, muka bisa jadi kusut banget deh tiap kali disuruh bersentuhan dengan talenan, pisau, bawang, dkk. haha. hebatnya, ibuk masih sanggup maksa aku buat motong-motong begituan. ujung-ujungnya aku lakuin juga sih. tapi dengan sangat-sangat-sangat enggan dan ngeluh ini-itu.

tapi sekarang, (note: kejadiannya beberapa jam yang lalu) aku mengajukan diri untuk memotong daging dan sayuran, dan lain-lainnya. yah tentu saja pada kenyataannya aku tidak hanya memotong-motong. beberapa kali memblender dan mengulek bumbu-bumbuan, memenyet daging, memasukkan garam, menambah air, mencicipi, dst.

aku bertanya-tanya, ibuk heran ga ya sama aku? ibuk curiga ga ya kalau-kalau kepalaku terbentur atau apa? karena sesungguhnya aku sendiri heran dengan diriku hari ini. tapi ibuk tidak berkata apa-apa tentang anomali ini, jadi yasudah.

anyway, ada beberapa alasan yang membuat aku menjadi "agak aneh" kali ini (dan mungkin untuk kedepannya). pertama, karena pria-pria yang kukenal bisa memasak. sebut saja mas anwar dengan sayur sop diksarnya, mas ijal dengan trangia-nya (oke, trangia memang bukan makanan, dan mas ijal juga kebanyakan menggunakan trangia-nya buat bikin puding cokelat, tapi yasudahlah ya. toh katanya mas ijal sudah pernah bikin nasi goreng), mas doyok dengan sop-nya juga, dan kelihatannya ajay juga bisa memasak. jadi, kenapa mereka bisa, sementara aku tidak?

oh, anyway, kenalkan, ajay, anak TBM Alert FK UMY. kami pertama bertemu di acara Latgab PTBMMKI Wil 3 di Semarang. dan kebetulan kami sekelompok memasak makan malam beserta bili, mas boma, ifan, dan satu lagi anak Maladica FK Undip (maaf aku lupa namamu). tentu saja koki utama kelompok kami kala itu adalah bili. aku dan yang lainnya cuma sebagai "asisten". tapi entahlah, dari acara itu kok kelihatannya ajay bisa memasak. kelihatan dari caranya mengolah ayam menjadi opor. hmm. (btw, belum ada postingan tentang Latgab ya? hmm. mungkin nanti foto-fotonya aja yang aku post, setelah aku dapat foto-fotonya.)

dan alasan kedua adalah karena ada sekelompok orang di Osipital yang setiap kami ada kegiatan, entah kenapa, meletakkan namaku di bagian konsumsi. hih. kalau tinggal pesan makanan saja sih ga masalah, tapi untuk masak memasak, aku ga ada skill apa-apa sama sekali lho ini, ditambah dengan indera pengecap yang ga kece-kece amat -_- 

dan alasan ketiga adalah karena menurut desy, bisa memasak adalah salah satu kriteria yang harus dimiliki wanita idaman mas anwar. eh. nggak. ini bukannya aku naksir mas anwar trus aku pingin jadi wanita idamannya mas anwar atau apa. haha. ini cuman contoh aja kalau sepertinya pria menyukai wanita yang bisa memasak. ya nggak sih? dan juga karena pacar dari cowok yang aku suka, well, sepertinya bisa memasak (alright, you can laugh me out loud). bili sudah pernah mencoba masakannya. nggak, ini bukan berarti aku kepingin menyainginya atau apa, lho. really, i was just saying.

so yeah, pada intinya sekarang-sekarang ini sudah muncul sedikit keinginanku buat belajar memasak. nggak usah dipaksa pun, aku sudah bergerak sendiri menawarkan diriku kalau-kalau ada yang bisa kulakukan untuk membantu ibuk di dapur. hmm, aku agak bangga pada diriku, nih. nyahahah.

dan kenapa aku menulis tentang hal ini adalah, entahlah, mungkin semoga kita semua sudah punya niat ketika akan belajar. belajar apapun. supaya semuanya jadi lebih mudah.

Komentar